Selasa, 15 Juli 2008

PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN OKULASI

OKULASI .................................

Penempelan juga sering di sebut okulasi(oculatie)atau budding .Cara perbanyakan tanaman dengan okulasimempunyai kelebihan jika di banding dengan Cangkok.Kelebihannya okulasi mempunyai mutu lebih baik dari pada induknya .Bisa dikatakan demikian karana okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai rasa perakaran yang baik dan tahan terhadap serangan hama penyakit dipadukan dengan tanaman yang mepunyai rasa buah yang lezat ,tetapi mempunyai perakaran yang baik
Teknologi memang dapat menciptakan sesuatu yang baru .Dan apabila teknologi ini dipadukan dengan seni hasilnya akan lebih mempesona Hal ini bisa dilakukan pada suatu tanaman misalnya :
a. Suatu pohon mangga mempunyai buah bermacam –macam mangga contohnya: Mangga arum manis bias ada mangga gadung ,golek dll.
b. Suatu pohon mempunyai daun yang berbeda beda .
Contohnya : jambu kerikil dipadukan dengan jambu arigata yang mempunyai daunya berpinggiran putih.
c. Bunga Bougenvile mempunyai bunga ber-aneka warna.
Perpaduan tanaman yang demikian tentunya sangat menarik dan akan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.Hal demikian bisa terjadi karena merupakan hasil Okulasi
Cara memperbanyak tanaman Okulasi
1. Batang bawah (onderstam) yang akan ditempelkan harus dibersihkan
2. Mata temple (entres) di ambil dari cabang entres yang lebih unggul mata temple beserta kayunya diambil dengan pisau.
3. Batang bawah disayat kulitnya (± 20 cm dari tanah),berukuran sesuai dengan mata tempel (entres)
4. Sayatan batang bawah dipotong separuhnya,sehingga seperti lidah menjepit.
5. Kayupada mata temple dilepas ,hindari kerusakan pada mata tempel (titik tumbuh) kemudian ditempelkan pada sayatan batang bawah.
6. Sisi kulit (cambium) mata tempel harus tepat menempel/menyentuh sisi kulit yang luka batang bawah dan mata tempel dibalut /diikat dengan tali raffia ,plastic yang tipis bagian mata tempel tetap terbuka.
7. Balutan dibuka 2-3 minggu kemudian batang bawah (ondertsam) dilengkungkan /dipatahkan pada ketinggian 2-3cm diatas mata tempel ,supaya mata tempel cepat bertunas .
8. Setelah mata bertunas 25 cm cabang yang dilengkungkan dipotong
9. Beberapa hari kemudian tanaman bias dipindahkan kedalam kantong plastic /polybag /tabulampot
Dalam okulasi ini dikenal ada bermacam – macam cara pengirisan tempelannya.
• Okulasi huruf T
• Okulasi cara forket
• Okulasi cara forket yang disempurnakan
• Okulasi segi empat
• Okulasi jendela
• Okulasi Haji ali

Sabtu, 12 Juli 2008

BUDIDAYA PADI HIBRIDA

TEHNIK BUDIDAYA
PADI HIBRIDA

PENDAHULUAN

Pengertian dari padi hibrida adalah turunan pertama (F1) dari persilangan antara dua galur murni. Varietas padi hibrida yang akan dikembangkan merupakan generasi F1 hasil persilangan antara galur mandul jantan (A) dengan restorer (R).
Ada 2 varietas yang telah dihasilkan oleh Balai Penelitian Tanaman Padi, yaitu varietas Rokan dan Maro. Kedua varietas ini mempunyai daya hasil tinggi, di lokasi yang sesuai dapat menghasilkan 1,0 s.d. 1,5 ton / hektar ebih tinggi daripada varietas IR 64. Namun demikian, kedua varietas hibrida ini tidak selalu memberikan hasil yang tinggi daripada IR 64 di semua lokasi. Artinya, tidak semua lokasi sesuai untuk budidaya padi hibrida tersebut.
Dan yang terbaru ada 2 padi hibrida hasil penelitian Balai Besar Penelitian Tanmaan Padi Sukamandi bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah yang akan dikembangkan adalah : IR 58025A / IR 168 dan IR 62829A / B 8049F masing-masing dilepas oleh Menteri Pertanian tanggal 7 Pebruari 2007 dengan nama HIPA 5 CEVA dan HIPA 6 JETE dengan potensi hasil 8,4 ton – 10,6 ton per hektar GKG.
Dengan sifat – sifat seperti diuraikan di atas, kedua padi hibrida tersebut dianjurkan untuk dibudidayakan di lokasi yang sesuai pada lahan sawah yang subur dengan irigasi terjamin dan bukan daerah endemik hama wereng coklat dan penyakit virus tungro.


TEHNIK BUDIDAYA

1. Benih

Benih padi hibrida hanya dapat digunakan untuk satu kali musim pertanaman. Karena benih dari hasil pertanaman padi hibrida tidak dapat ditanam kembali, maka setiap kali menanam harus menggunakan benih baru. Untuk 1 hektar areal pertanaman membutuhkan antara 10 – 20 kg benih. Sebelum disebar, benih direndam selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam selama 24 jam ditempat yang aman.

2. Pesemaian

- Areal untuk lahan pesemaian diusahakan bukan bekas tanaman padi atau bero untuk menghindari benih tercampur dengan padi varietas lain.
- Tanah diolah, dicangkul atau dibajak, dibiarkan dalam kondisi macak-macak selama minimal 7 hari agar gabah yang ada dalam tanah tumbuh sehingga bisa dibersihkan sebelum benih disebar.
- Buat bedengan dengan tinggi 5-10 cm, lebar 110 cm dan panjang disesuaikan dengan ukuran petak dan kebutuhan.
- Pupuk pesemaian dengan urea, TSP dan KCl masing-masing sebanyak 5 gr/m2.
- Sebar benih yang telah diperam dengan merata.

3. Persiapan Lahan.

- Tanah diolah secara sempurna yaitu dibajak I, dibiarkan selama 5-7 hari dalam keadaan macak-macak kemudian dibajak II dan digaru untuk melumpurkan dan meratakan tanah.
Untuk menekan pertumbuhan gulma, lahan yang telah diratakan disemprot dengan herbisida pratumbuh dan dibiarkan selama 7-10 hari.

4. Penanaman.

- Penanaman dilakukan saat bibit berumur 21 hari.
- Jarak tanam 20 x 20 cm, satu tanaman per rumpun.
- Biasanya pada umur 21 hari ada sebagian bibit yang telah mempunyai anakan karena populasi bibit dipesemaian lebih jarang dari yang biasa dipraktekan petani. Bibit yang telah mempunyai anakan tidak boleh dipisahkan pada saat menanam.

5. Pemupukan.

a. Musim kemarau
- Takaran pupuk : 300 kg urea, 100 kg SP 36
dan 150 kg KCl/ha.
- Waktu pemberian :
1. Saat tanam : 60 kg urea + 100 kg SP 36
+ 100 kg KCl/ha.
2. 4 MST : 90 kg urea /ha.
3. 7 MST : 75 kg urea + 50 kg KCl/ha.
4. 5% berbunga : 75 kg urea/ha.
b. Musim hujan
- Takaran pupuk : 250 kg urea, 100 kg SP 36
dan 150 kg KCl/ha.
- Waktu pemberian :
1. Saat tanam : 50 kg urea + 100 kg SP 36
+ 100 kg KCl/ha.
2. 4 MST : 75 kg urea /ha.
3. 7 MST : 75 kg urea + 50 kg KCl/ha.
4. 5% berbunga : 50 kg urea/ha.

6. Pemeliharaan Tanaman

- Penyiangan dilakukan secara intensif paling sedikit 2 kali menjelang pemupukan 2 dan 3

- Padi hibrida peka terhadap penyakit tungro dan hama wereng coklat, oleh karena itu hindari pengembangan di daerah endemis hama dan penyakit, terapkan PHP dengan monitoring keberadaan tungro dan populasi wereng coklat. Perhatikan juga serangan hama tikus dan penerbangan ngengat penggerek batang.
- Insektisida yang manjur mengendalikan hama wereng coklat dan wereng punggung putih diantaranya fipronil dan imidakloprid. Insektisida buprofezin juga dapat digunakan untuk mengendalikan. Untuk mengendalikan penyakit tungro dapat digunakan insektisida imidakloprid, tiametoksan, etofenproks dan karbofuran.

7. Panen

- Saat panen yang tepat adalah pada waktu biji telah masak fisiologis, atau sekitar 90 % malai telah menguning.
- Setelah dipanen, gabah harus segera dikeringkan agar diperoleh rendemen dan mutu beras yang baik.
- Pada prinsipnya cara panen dan pengolahan hasil padi hibrida tidak berbeda dengan padi biasa (padi inbrida).

BERCOCOK TANAM BEBERAPA JENIS TANAMAN DALAM POT

BUAH BELIMBING

a.Penyiapan bibit

Belimbing dibedakan atas dua kelompok : Belimbing manis (Averrhoa carambola)dan Belmibing wuluh (Averrhoa bilimbi)
Banyak kultur unggul yang banyak dibudayakan anatara lain belimbing pilipina,Parir,Sembiring,Dewi,Bangkok,Malaya, dll

b.Perbanyakan

Tanaman belibing dapat diperbanyak dengan cara melalui biji cara vegetatif,yang banyak dilakukan

c Pemeliharaan

Belimbing dalam pao membutuhkan perawatan yang lebih cermat dibanding yang hidup ditanah.Penyiraman,pemberian pupuk,pemangkasan serta penggantianmedia tanam dalam pot merupakan kegiatan perawatan yang pokok.